Repotnya berbagi rekening pakai screenshot

Siapa di antara kita yang jika dimintai nomor rekening, refleksnya adalah membuka aplikasi mobile banking, mengambil screenshot, lalu mengirimkannya melalui chat (iMessage, WhatsApp, Telegram, dll)? Atau mungkin, mengandalkan stiker WhatsApp berisi nomor rekening yang sudah disimpan ke favorite? Sepintas, cara ini terlihat paling mudah dan cepat, dan memang sudah menjadi kebiasaan banyak orang.

Namun, pernahkah kita menyadari bahwa di balik kemudahan semu tersebut, sebenarnya tersimpan beberapa kerepotan dan bahkan risiko yang sering kali kita abaikan? Mari kita bedah bersama mengapa metode ‘klasik’ ini sebetulnya kurang ideal dan mengapa kita mungkin memerlukan cara yang lebih baik.

1. Membuang waktu yang tidak terasa

Coba kita renungkan dan hitung perlahan, bagaimana kebiasaan yang sering dilakukan orang-orang.

Bagi pengirim:

  • Membuka aplikasi mobile banking
  • mengatur posisi layar agar pas
  • mengambil screenshot
  • Kirim

Tidak jarang, perlu di-edit terlebih dahulu – mencoret informasi saldo atau detail lain demi menjaga privasi – baru kemudian dikirim.

Jika memiliki beberapa rekening di bank berbeda untuk transaksi yang sama? Proses ini harus diulang kembali. Terkadang, kita melakukannya sambil mengerjakan hal lain, membuatnya terasa ‘ringan’, padahal tetap saja menyita fokus dan waktu.

Bagi penerima (yang akan transfer):

  • Membuka gambar screenshot
  • sering kali perlu memperbesar (zoom) agar angka terlihat jelas
  • Kemudian, langkah krusial: mengetik ulang nomor rekening tersebut satu per satu di aplikasi bank mereka

Belum lagi jika kualitas gambar kurang baik, agak buram, atau ada bagian nomor yang terpotong. Diperlukan kehati-hatian ekstra agar tidak ada satu digit pun yang keliru. Pernah merasa sedikit jengkel saat menerima gambar rekening yang kualitasnya rendah atau tulisannya terlalu kecil? Anda tidak sendirian.

Sekilas, proses ini hanya memakan beberapa puluh detik sampai sekian menit. Namun, jika ini adalah rutinitas harian atau mingguan, akumulasi waktu yang terbuang untuk langkah-langkah ekstra ini ternyata cukup signifikan. Waktu yang sebetulnya bisa dimanfaatkan untuk aktivitas lain yang lebih produktif atau menyenangkan.

2. Risiko salah ketik dan salah transfer

Nomor rekening bank umumnya panjang, terdiri dari deretan angka tanpa pola khusus yang mudah diingat. Struktur ini, ditambah dengan proses penyalinan manual dari gambar, membuat risiko kesalahan ketik (salah input) menjadi cukup tinggi. Apa saja konsekuensi yang mungkin terjadi jika satu angka saja terlewat atau salah ketik?

  • Dana dapat terkirim ke rekening orang yang salah. Mengurus pengembalian dana yang salah transfer ke pihak bank bukanlah proses yang selalu mudah dan seringkali membutuhkan waktu serta prosedur tertentu. Masih mending kalau salah kirimnya ke teman, saudara atau orang yang dikenal. Tapi kalau ke orang lain yang tidak dikenal dan tinggalnya jauh? Stresnya tentu tidak sebanding.
  • Pembayaran penting dapat tertunda. Jika transfer ditujukan untuk membayar tagihan mendesak, cicilan, atau transaksi bisnis dengan tenggat waktu, kesalahan input nomor rekening bisa menimbulkan masalah lebih lanjut.
  • Menimbulkan perasaan tidak nyaman, baik bagi pengirim (karena dana belum sampai tujuan) maupun penerima (yang harus melakukan konfirmasi ulang atau menunggu lebih lama). Bayangkan jika ini terjadi pada transaksi bisnis, potensi rusaknya kepercayaan bisa saja terjadi.

Benar, sekadar kesalahan satu digit angka bisa menimbulkan kerumitan yang tidak perlu.

3. Terlihat kurang rapi dan profesional, terutama untuk urusan bisnis

Untuk berbagi informasi dengan teman dekat, mungkin cara ini tidak terlalu menjadi masalah. Namun, coba bayangkan skenario lain: Anda seorang pekerja lepas (freelancer) yang mengirimkan tagihan kepada klien penting, atau seorang penjual online (online seller) yang memberikan detail rekening kepada pelanggan baru. Mengirimkan screenshot nomor rekening yang ‘apa adanya’, mungkin dengan coretan spidol digital untuk menutupi saldo, bisa memberikan kesan kurang rapi dan kurang profesional.

Padahal, cara kita menangani komunikasi terkait pembayaran juga merupakan bagian penting dari membangun citra diri atau citra bisnis yang positif. Kesan pertama seringkali menentukan, bukan? Profesionalisme tercermin dari detail-detail kecil seperti ini.

4. Informasi pribadi lain berisiko ikut terkirim tanpa sengaja

Saat kita mengambil screenshot dari aplikasi penting seperti aplikasi mobile banking, sering kali ada informasi lain di layar yang ikut tertangkap. Contohnya:

  • Jumlah sisa saldo rekening.
  • Beberapa riwayat transaksi terakhir.
  • Notifikasi lain dari bank atau bahkan notifikasi umum dari ponsel yang muncul di bagian atas layar.

Meskipun mungkin tidak ada niat untuk membagikan informasi tersebut, atau terjadi karena kurang teliti saat meng-edit, membagikan detail finansial atau informasi sensitif lainnya kepada pihak lain (terutama yang tidak terlalu akrab) tentu kurang ideal dari sudut pandang privasi. Padahal, menjaga kerahasiaan data pribadi adalah hal yang penting di era digital ini.

Lalu, adakah cara berbagi rekening yang lebih baik?

Setelah menyimak beberapa poin di atas, mungkin kita mulai berpikir, “Ternyata metode lama ini cukup merepotkan dan berisiko juga, ya.” Kabar baiknya, seiring perkembangan teknologi, kini telah hadir cara yang lebih cerdas, praktis, dan juga lebih aman untuk berbagi informasi nomor rekening.

Mengenal Tfaja: Solusi berbagi rekening tanpa ribet

Secara sederhana, Tfaja adalah sebuah layanan yang membantu Anda menampilkan semua nomor rekening bank dan dompet digital (e-wallet) Anda dalam satu halaman pribadi yang bisa diakses melalui sebuah tautan (link) unik. Apa saja keunggulannya dibandingkan cara lama?

  • Tidak perlu lagi screenshot: Menghemat waktu Anda, sekaligus menjaga kerahasiaan saldo dan informasi pribadi lainnya.
  • Penerima cukup tap untuk menyalin: Proses ini jauh lebih cepat bagi pihak yang akan mentransfer dan secara drastis mengurangi risiko salah ketik nomor rekening.
  • Tampilan lebih rapi dan terorganisir: Semua informasi rekening Anda tersaji di satu tempat, memberikan kesan yang lebih profesional dan terstruktur.

Saatnya beralih ke cara berbagi rekening yang lebih cerdas

Berbagi nomor rekening melalui screenshot atau stiker digital mungkin tampak sederhana pada awalnya. Namun, jika kita telaah lebih dalam, metode ini ternyata menyimpan berbagai kerepotan kecil dan risiko yang sebetulnya tidak perlu kita ambil. Demi kelancaran setiap transaksi, menjaga keamanan data, melindungi privasi, serta membangun kesan yang lebih baik, mungkin ini adalah saat yang tepat untuk mulai mempertimbangkan dan mencoba cara baru yang jauh lebih efisien dan elegan. Efisiensi kecil yang dilakukan berulang kali akan membawa dampak besar dalam jangka panjang.

Ingin mengetahui lebih lanjut bagaimana Tfaja dapat membantu Anda menyederhanakan proses berbagi nomor rekening dan mengatasi kerepotan yang telah dibahas? Kunjungi Tfaja.com.